Pengikut

Selasa, 24 Februari 2009

Surat cinta dari manusia-manusia yang malamnya penuh cinta

Surat Cinta dari Manusia-Manusia yang Malamnya Penuh Cinta
Kami tujukan kepada : Insan yang tersia-sia malamnya
Wahai orang-orang yang terpejam matanya, Perkenankanlah kami,manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat cinta kepadamu. Sepertihalnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami rajut di sepertigaterakhir. Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahasianya yang penuhpesona. Kami tahu dirimu bersusah payah lepas tengah hari berharap intandan mutiara dunia. Namun kami tak perlu bersusah payah, sebab malam-malamkami berhiaskan intan dan mutiara dari surga.


Wahai orang-orang yang terlelap, Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnyayang pekat membuat matamu tak mampu melihat energi cahaya yang tersembunyidi baliknya. Sunyi senyapnya membuat dirimu hanyut tak menghiraukan seruancinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat dirimu terlena,menikmatitidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dangulingmu, bergeliat manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya.Aduhai kau sangat menikmatinya.

Wahai orang-orang yang terlena, Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu !!Yang setiap malam terpejam matanya, yang terlelap pulas tak terkira. Atauyang terlena oleh suasananya yang begitu menggoda. Kami tidak sepertidirimu !! Kami adalah para perindu kamar di surga. Tak pernahkah kaudengar Sang Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya di surgaitu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnyaterlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orangyang memerlukannya, menyebarkan salam serta mendirikan sholat pada saatmanusia terlelap dalam tidur malam.” Sudahkah kau dengar tadi ? Ya, sebuahkamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan sholatpada saat manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.

Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta, Kau pasti pernah mendengarnamaku disebut. Aku Abu Hurairah, Periwayat Hadist. Kerinduanku akansepertiga malam adalah hal yang tak terperi. Penghujung malam adalahkenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau ? Kenikmatan itu tidak serta mertakukecap sendiri. Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga.Satu untukku, satu untuk istriku tercinta dan satu lagi untuk pelayan yangaku kasihi. Jika salah satu dari kami selesai mendirikan sholat, maka kamibersegera membangunkan yang lain untuk menikmati bagiannya. Subhanallah,tak tergerakkah dirimu ? Pedulikah kau pada keluargamu ? Adakah kebaikanyang kau inginkan dari mereka ? Sekedar untuk membangunkan orang-orangyang paling dekat denganmu, keluargamu ?

Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku sebagaiSang Penakluk kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohorIbnu Katsir mengomentari diriku, katanya, ” Nuruddin itu kecanduan sholatmalam, banyak berpuasa dan berjihad dengan akidah yang benar.” Kemenangandemi kemenangan aku raih bersama pasukanku. Bahkan pasukan musuh ituterlibat dalam sebuah perbincangan seru. Kata mereka, ” Nuruddin MahmudZanki menang bukan karena pasukannya yang banyak. Tetapi lebih karena diamempunyai rahasia bersama Tuhan”. Aku tersenyum, mereka memang benar.Kemenangan yang kuraih adalah karena do’a dan sholat-sholat malamku yangpenuh kekhusyu’an. Tahukah kau dengan orang yang selalu setiamendampingiku ? Dialah Istriku tercinta, Khotun binti Atabik. Dia adalahistri shalehah di mataku, terlebih di mata Alloh. Malam-malam kami adalahmalam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan.

Gemerisik dedaunan dan desahan angin seakan menjadi pernak-pernik kamisaat mendung di mata kami jatuh berderai dalam sujud kami yang panjang.Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan jiwaku itutampak murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. YaAlloh, ternyata dia tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehinggakehilangan kesempatan untuk beribadah. Astaghfirulloh, aku menyesal telahmembuat dia kecewa. Segera setelah peristiwa itu kubayar saja penyesalankudengan mengangkat seorang pegawai khusus untuknya. Pegawai itukuperintahkan untuk menabuh genderang agar kami terbangun di sepertigamalamnya.

Wahai orang-orang yang terbuai, Kau pasti mengenalku dalam kisahpembebasan Al Aqso, rumah Allah yang diberkati. Akulah pengukir tinta emasitu, seorang Panglima Perang, Sholahuddin Al-Ayyubi. Orang-orang yanghidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang Panglima yang selalumenjaga sholat berjama’ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaanAlqur’an yang indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang palingkutunggu. Saat-saat dimana aku bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkansiang hariku adalah perjuangan-perjuangan nyata, pengejawantahan cintakupada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terlena, Pernahkah kau mendengar kisahpenaklukan Konstantinopel ? Akulah orang dibalik penaklukan itu, SultanMuhammad Al Fatih. Aku sangat lihai dalam memimpin bala tentaraku. Namuntahukah kau bahwa sehari sebelum penaklukan itu, aku telah memerintahkankepada pasukanku untuk berpuasa pada siang harinya. Dan saat malam tiba,kami laksanakan sholat malam dan munajat penuh harap akan pertolongan-Nya.Jika Alloh memberikan kematian kepada kami pada siang hari disaat kamiberjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang harikami berada di ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Allohtemukan kami berada dalam kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.

Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya, Pernahkah kau kisahPenduduk Basrah yang kekeringan ? Mereka sangat merindukan air yang keluardari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa sangat menyengat,padang pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakatuntuk mengadakan Sholat Istisqo yang langsung dipimpin oleh seorang ulamadi masa itu. Ada wajah-wajah besar yang turut serta di sana, Malik binDinar, Atho’ As-Sulami, Tsabit Al-Bunani. Sholat dimulai, dua rakaat punusai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang penuh berkah. Namunwaktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada tanda-tandahujan akan turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah danbiru. Dalam hati mereka bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukansehingga air hujan itu tertahan di langit ? Padahal kami semua adalahorang-orang terbaik di negeri ini ? Sholat demi sholat Istisqo didirikan,namun hujan tak kunjung datang.

Hingga suatu malam, Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuahmasjid. Saat malam itulah, aku, Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu,berkulit hitam dan berpakaian usang, datang ke masjid itu. Langkahkumenuju mihrab, kuniatkan untuk sholat Istisqo sendirian, dua orangterpandang itu mengamati gerak gerikku. Setelah sholat, dengan penuhkekhusyu’an kutengadahkan tanganku ke langit, seraya berdo’a : “Tuhanku,betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang kepada-Mu memohonsesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikitpun kekuasaan-Mu. Apakahini karena apa yang ada pada-Mu sudah habis ? Ataukah perbendaharaankekuasaan-Mu telah hilang ? Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengankecintaan-Mu kepadaku agar Engkau berkenan memberi kami hujan secepatnya.”Lalu apa gerangan yang terjadi ? Angin langsung datang bergemuruh dengancepat, mendung tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do’aseorang pelayan ini. Do’aku dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun denganderasnya, membasahi bumi yang tandus yang sudah lama merindukannya.

Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terheran-heran dan kau pasti jugaheran bukan ? Aku, seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkinlebih pekat dari malam-malam yang kulalui. Hanya manusia biasa, tapi akumenjadi sangat luar biasa karena doaku yang makbul dan malam-malam yangkupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.

Wahai orang-orang yang masih saja terpejam, Penghujung malam adalahdetik-detik termahal bagiku, Imam Nawawi. Suatu hari muridku menanyakankepadaku, bagaimana aku bisa menciptakan berbagai karya yang banyak ?Kapan aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku ? Lalu kujelaskanpadanya, “Jika aku mengantuk, maka aku hentikan sholatku dan aku bersandarpada buku-bukuku sejenak. Selang beberapa waktu jika telah segar kembali,aku lanjutkan ibadahku.” Aku tahu kau pasti berpikir bahwa hal ini sangatsulit dijangkau oleh akal sehatmu. Tapi lihatlah, aku telah melakukannya,dan sekarang kau bisa menikmati karya-karyaku.

Wahai orang-orang yang tergoda, Begitu kuatkah syetan mengikat tengkuklehermu saat kau tertidur pulas ? Ya, sangat kuat, tiga ikatan di tengkuklehermu !! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu sambil berkata, “Haimanusia, Engkau masih punya malam panjang, karena itu tidurlah !!”. Hei,Sadarlah, sadarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu muslihatnya !Syetan itu berbohong kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkankekuatanmu untuk menangkal godaannya. Sebutlah nama Alloh, maka akan lepasikatan yang pertama. Kemudian, berwudhulah, maka akan lepas ikatan yangkedua. Dan yang terakhir, sholatlah, sholat seperti kami, maka akanlepaslah semua ikatan-ikatan itu.

Wahai orang-orang yang masih terlelap, Masihkah kau menikmatimalam-malammu dengan kepulasan ? Masihkah ? Adakah tergerak hatimu untukbangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama dengan-Nya, memohonkeampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat ? Tidakkah kau tahu, bahwa Alloh turunke langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kautahu, bahwa Dia berkata, “Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohonkepada-Ku akan Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dansiapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Ku ampuni. Dia terus berkatademikian, hingga fajar merekah.

Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia, Bagi kami, manusia-manusiamalam, dunia ini sungguh tak ada artinya. Malamlah yang memberi kamikehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah malam-malam yangpenuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap ? Apakah kau menginginkankehidupan sesungguhnya ? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam.Kelak kau akan temukan cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namunjika kau masih ingin terlelap, menikmati tidurmu di atas pembaringan yangempuk, bermesraan dengan bantal dan gulingmu, bergeliat manja di balikselimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta kami ini sungguh takberarti apa-apa bagimu. Semoga Alloh mempertemukan kita di sana, disurga-Nya, mendapati dirimu dan diri kami dalam kamar-kamar yang sisiluarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar.
Semoga…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar